Sejarah percetakan di Indonesia yang perlu diketahui. Yuk cermati…
—
Sejarah percetakan di Indonesia sejak saat ini masih menimbulkan tanda tanya sebetulnya siapa yang menjadi pelopor perkembangan sejarah percetakan di Indonesia, terutama kalangan pribumi. Sedangkan pada awalnya penerbitan surat kabar masyarakat pribumi yang berbahasa melayu dikelola secara gabungan oleh orang pribumi dan orang belanda.
Tetapi sejarah percetakan di Indonesia menganggap bahwa R.M Tirtoadisoerjo merupakan pelopor sekaligus perintis usahapercetakan yang di kalangan pribumi. Sebelumnya R.M Tirtoadisoerjo memiliki nama R.M Djokomono yang mendirikan toko buku, alat tulis serta toko alat tulis Jawa. Pada tahun 1904 beliau berhasil menerbitkan majalah lalu diikuti dengan penerbitan surat kabar di Bandung. Bahkan surat kabar tersebut pernah dicetak sebanyak 2000 eksemplar dan termasuk dalam jumlah yang besar di kala itu.
Pada tahun 1976 ada sebanyak 385 mesincetak Offset didatangkan ke Indonesia. Dan perkembangan pesat dimulai pada tahun 1992 sampai 1997 dimana teknologi Computer To Film (CTF) mulai masuk ke Indonesia dimulai dari percetakan besar hingga sampai ke percetakan menengah dan kecil. Pada tahun 2000 penggunaan teknologi CTF mulai teralihkan perihal berkembangnya teknologi Computer To Plate (CTP) atau yang terkenal dengan merk Heidelberg, Screen, Scitex, Basys Print dan AGFA.
Perkembangan terkini percetakan di Indonesia tumbuh pesat dengan CTP dengan master dan tanpa master seperti salah satu yang terkenal adalah HP Indigo. Kemudian era 2007 keatas muncul berbagai peluang menjanjikan seperti Digital Printing, 3D Printing, dan Water Transfer Printing. Melalui penjelasan di atas, kini Anda bisa memperoleh informasi dan wawasan mengenai sejarah percetakan di Indonesia yang dimulai sejak zaman VOC sampai sekarang ini. Meskipun belum diketahui secara pasti dalam bentuk data valid, tetapi setidaknya dapat diketahui perjalanan perkembangan dunia percetakan yang dimulai dari kamus hingga sekarang ini.